powered by Google

[Senyum-ITB] Pohon Kepel di Dalem Kalitan, Solo

Thursday, January 27, 2011



Terima kasih Mbak Esthi.
Akhirnya saya dapat jawaban dari pertanyaan saya di bawah dari milis (mailing list) Senyum-ITB.

Ternyata namanya Pohon Kepel.
Link: http://alamendah.wordpress.com/2010/02/16/buah-kepel-stelechocarpus-burahol-kegemaran-putri-keraton/

Artikel terkait :
[Senyum-ITB] Pohon mirip sawo di Dalem Kalitan, Solo


----- Original Message -----
From: Esthi Bhirawati
To: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Sent: Thursday, January 27, 2011 1:04 PM
Subject: Re: [Senyum-ITB] Pohon mirip sawo di Dalem Kalitan, Solo




Bang Erik,

Pohon yang ditanyakan kemungkin besar adalah pohon kepel yang saya kenal.

Waktu kecil, saya tinggal di Jl. Sawo 90 , Penumping, di rumah keluarga besar.
Rumah itu sangat luas dengan pekarangan yang sangat luas juga yang dihuni oleh orang orang atau keluarga yang istilahnya "magersari", alias menyewa lahan untuk dibuat rumah dan ditinggali.
Kami sendiri tinggal di annex rumah utama yang dihuni oleh saudara sepupu Ibu saya yang dipanggil Budhe Bei ( almarhumah ).

Nah, di antara "nggadri" ( semacam "beranda dalam ") rumah utama dengan rumah annex di dekat dapur yang kami tinggali ada lorong penghubung yang beratap. Lalu di sebelah kanan lorong itu tumbuh pohon kepel yang buahnya bulat ( atau oval ya , mirip sawo ) dan menempel lebat di batangnya.

Buah kepel itu rasanya enak sekali, apalagi kalau matang di pohon. Cara makannya juga unik, agar tambah enak, buahnya kami banting banting dulu sampai jika kami sentuh kulitnya terasa empuk. Setelah empuk di semua bagian, baru kami makan. Rasanya manis dan beraroma khas buah kepel. Daging buahnya saja yang kami makan, menyisakan bijinya yang bulat dan berwarna hitam mirip biji klengkeng tapi besar ( kalau tidak salah ingat lho .. maklum saya masih balita sampai umur 6 tahunan saat di sana :)).

Itulah kenangan saya tinggal di Penumping, tidak lama, hanya antara sekitar tahun 1968, saat berumur 3 tahunan lebih sampai tahun 1973 saat keluarga kami pindah ke Jajar, suatu area di pinggiran kota Solo ke arah Kartasura sebelum Gapura.



Brgds
Esthi TB


-------------------------------

Pada 26 Januari 2011 20.05, B. Antariksa (Erik), 99Bali International, http://www.99Bali.com menulis:




Liburan akhir tahun 2010 selama 2 minggu kemarin, mengikuti cara Mas Wied TM70, kami sekeluarga sempat jalan kaki jam 5 pagi dari hotel ke Jl. Slamet Riyadi.

Ketika lewat Jl. Kalitan, saya menerka apakah di sini alamat Dalem Kalitan, rumah Bu Tien Soeharto, dulu.
Akhirnya putri kami mengajak belok ke Jl Kalitan dan mampir. Ternyata benar itulah Dalem Kalitan.
Kami nyelonong masuk saja. Tidak ada penjagaan, yang ada hanya tukang kebun.

Banyak tanaman dan pepohonan berbagai jenis. Yang menarik perhatiannya ialah pohon mirip sawo dengan diameter 50 cm. Buahnya mirip sawo, tapi tidak tumbuh di ranting-ranting atas, melainkan tumbuh banyak sekali di batang yang besar, mirip buah nangka yang tumbuh di batang pohon nangka. Sayang saya tidak bawa kamera sewaktu jalan pagi. Siapa yang tahu nama pohonnya ?

Penjaga keamanan datang menanyakan maksud kami. Kami bilang hanya jalan pagi dan mampir. Lalu kami diantar masuk melihat bagian dalam.
Rumah besar 1 hektar yang banyak sepinya karena keluarga Soeharto sudah jarang ke sini, paling hanya 2 kali setahun, begitu cerita penjaga keamanan.

Apa ya nama pohon besar dengan buah lebat di batang itu ? Trims.




Salam kompax,

Erik


Read more...

[Senyum-ITB] Pohon mirip sawo di Dalem Kalitan, Solo

From: B. Antariksa (Erik), 99Bali International, http://www.99Bali.com
To: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Sent: Thursday, January 27, 2011 12:05 PM
Subject: Re: [Senyum-ITB] Pohon mirip sawo di Dalem Kalitan, Solo





Liburan akhir tahun 2010 selama 2 minggu kemarin, mengikuti cara Mas Wied TM70, kami sekeluarga sempat jalan kaki jam 5 pagi dari hotel ke Jl. Slamet Riyadi.

Ketika lewat Jl. Kalitan, saya menerka apakah di sini alamat Dalem Kalitan, rumah Bu Tien Soeharto, dulu.
Akhirnya putri kami mengajak belok ke Jl Kalitan dan mampir. Ternyata benar itulah Dalem Kalitan.
Kami nyelonong masuk saja. Tidak ada penjagaan, yang ada hanya tukang kebun.

Banyak tanaman dan pepohonan berbagai jenis. Yang menarik perhatiannya ialah pohon mirip sawo dengan diameter 50 cm. Buahnya mirip sawo, tapi tidak tumbuh di ranting-ranting atas, melainkan tumbuh banyak sekali di batang yang besar, mirip buah nangka yang tumbuh di batang pohon nangka. Sayang saya tidak bawa kamera sewaktu jalan pagi. Siapa yang tahu nama pohonnya ?

Penjaga keamanan datang menanyakan maksud kami. Kami bilang hanya jalan pagi dan mampir. Lalu kami diantar masuk melihat bagian dalam.
Rumah besar 1 hektar yang banyak sepinya karena keluarga Soeharto sudah jarang ke sini, paling hanya 2 kali setahun, begitu cerita penjaga keamanan.

Apa ya nama pohon besar dengan buah lebat di batang itu ? Trims.




Salam kompax,

Erik


Artikel terkait :
Pohon Kepel di Dalem Kalitan, Solo


----- Original Message -----
From: 99Venus Team, www.99Venus.net
To: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Sent: Thursday, January 27, 2011 11:30 AM
Subject: Re: [Senyum-ITB] 2 contoh alumni ITB ( it was : Siapa Alumni ITB yang sukses di luar negeri ? )





Belum sempat.
Ada apa di nDeles, Mas Goen ? Ada pengalaman tertentu.
Mas Goen tahu email Mas Anto dan Mas Yulianto ? Tolong mulai dikomporin.

Siapa lagi nih Alumni ITB yang sukses di luar negeri ?

Kalau Alumni ITB yang sukses di luar Wonogiri, apakah mau ditampilkan juga ? Orangnya ganteng pisan loh.





Salam dari nDalem Kalitan, Solo,

:-)
Batman MS99 & 99Venus Team


Read more...

Diskusi dan Masukan Ide untuk Portal/Website Layanan Kesehatan

Monday, January 24, 2011

From: dwi.hartantyo@gmail.com
To: Keluarga-PS@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, January 19, 2011 7:08 PM
Subject: Re: [Keluarga-PS] Diskusi dan Masukan Ide untuk Portal/Website Layanan Kesehatan



Mbak Tita,

Biasa aja kalee...hehehe

Btw, seperti diskusi kita sebelumnya, memang kondisi kita dibandingkan malaysia apalagi singapore terkait kepastian pelayanan memang kurang.
Regulator dalam hal ini pemerintah di Indonesia tidak mengatur terkait tarif pelayanan rumah sakit secara detail, ditambah dengan tidak adanya informasi ttg standar pelayanan medis yang dapat diakses oleh masyarakat awam membuat dokter di indonesia menjadi tokoh yang sangat menentukan terkait biaya pelayanan medis.
Hal lain, manusia adalah unik, tidak memiliki standar absolut, maksud saya, kalau kita punya mobil kijang, maka spesifikasi mesin mobil kijang kita pasti terukur, misalnya tekanan kompresi, sehingga kalau tekanan kompresinya turun maka montir pasti tahu seberapa besar harus dinaikkan. Kalau manusia berbeda, tidak ada satu dokterpun yang bisa memastikan bahwa tekanan darah manusia harus 120/80, nah hal ini yg terkadang dijadikan dalih yg dapat menempatkan masyarakat sbg objek.

Wah jadi panjang nih...

Kembali ke lap...top..
Membangun web info seperti ini memang bagus sekali, karena dapat membuat masyarakat melek medis, minimal masyarakat tahu akan dilakukan tindakan apa dan untuk apa, sehingga tidak lagi dijadikan objek .

Point 1 dan 2 saya sangat setuju, karena ini adalah basis informasinya, hanya memang agar informasinya selalu update maka perlu dimaintain dengan baik terutama dikota2 besar dimana tarif, paket layanan, jadwal dokter praktek, alat2 kesehatan, juga seminar2 kesehatan awam dll perkembangannya cukup signifikan.
Point 3 dan 4 sebetulnya sejalan, dimana dokter moderator dapat memberikan konsultasi secara virtual bahkan dimungkinkan juga utk menjadi dokter pendamping apabila dibutuhkan, jadi dapat berperan sebagai dokter keluarga.

Mungkin itu dulu masukan dari saya mbak Tita...

Salam
GBU

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


--------------------------------------------------------------------------------

From: "Tita Gayatri"
Sender: Keluarga-PS@yahoogroups.com
Date: Tue, 18 Jan 2011 09:19:14 +0700
To:
ReplyTo: Keluarga-PS@yahoogroups.com
Subject: [Keluarga-PS] Diskusi dan Masukan Ide untuk Portal/Website Layanan Kesehatan





Hallo semuanya,

Salam sejahtera dari Bali.

Akhir Desember 2010 ketika perjalanan dari Solo ke Pacitan saya sempat menelpon Mas Tiyok untuk diskusi tentang keinginan saya membuat Portal/Website Informasi Layanan Kesehatan karena setelah berkunjung ke rumah Om Bowo saya baru tahu kalau Om Bowo punya dua orang dokter yang cemerlang dan berjiwa sosial tinggi :).

Hal ini terpikir oleh saya karena alasan pengalaman pribadi dan pengamatan saya pribadi.

Tahun 2008 bulan Mei , suami saya menjalani operasi patah kaki di Bali oleh seorang ahli, tentunya karena ini sifatnya tidak harus segera diputuskan dan masih ada waktu untuk berkonsultasi ,saya terlebih dulu menanyakan estimasi biaya operasi dan rumah sakit. Dan dokter tersebut memberi estimasi biaya dengan cukup rinci secara lisan.

Operasi berjalan lancar dan juga sesuai rencana, akan tetapi ketika saya hendak menyelesaikan biaya rumah sakit dan operasi ternyata tagihannya berjumlah 2 kali lipat.
Saya merasa ini tentunya kejutan yang tidak menyenangkan.

Di samping itu dari pengamatan saya pribadi ketika kami sekeluarga melakukan perjalanan darat menyusur semenanjung Malaysia sampai ke daerah Thailand, beberapa kali kami menjumpai keluarga Indonesia yang khususnya berasal dari daerah Sumatra lebih memilih untuk berobat ke daerah Penang dibandingkan di daerah asalnya seperti di Padang, Aceh, Pekanbaru dengan alasan bahwa biayanya lebih jelas dan juga pelayanan yang didapatkan juga lebih jelas.

Padahal sudah menjadi hasil statistik dunia bahwa jumlah penduduk Indonesia adalah no. 4 di dunia, jadinya baik ketersediaan secara tenaga ahli (dokter dan perawat) maupun pasar / pasien tidak merupakan kendala sama sekali.

Yang merupakan kendala biasanya adalah sistem Manajemen dan Transparansi Informasi (ini pendapat saya pribadi), karena itu ide ini terlintas ketika saya mulai ngobrol dengan Mas Tiyok yang kebetulan berkarir di bidang Medical Insurance Assessment, jadi meneliti kelayakan sebuah klaim asuransi kesehatan, benar kan Mas Tiyok pemahaman saya, tolong dikoreksi jika kurang/salah.

Jadi ide saya kurang lebih seperti ini :
Portal / Website Informasi Layanan Kesehatan yang berisi :
1. Informasi rumah sakit di masing-masing daerah dengan infrastruktur peralatan yang dimiliki untuk memberikan suatu tindakan medis
2. Ketersediaan dokter ahli di masing - masing rumah sakit tersebut
3. Mas Tiyok menambahkan bahwa perlu ada informasi bahwa untuk masing-masing jenis penyakit/keluhan itu maka tindakan medis yang harus diperoleh itu seharusnya apa dan seberapa jauh.
4. Mengundang di tiap-tiap daerah seorang dokter yang berfungsi sebagai moderator untuk memberikan jawaban bagi masyarakat untuk berkonsultasi secara virtual.

Seperti biasa dalam diskusi keluarga saya karena kami pengusaha maka pertanyaan selanjutnya apa sisi bisnisnya :)

Karena saya menginginkan bahwa website ini bersifat 2 arah jadi masukan juga dari masyarakat yang tertarik untuk mengisi maka website ini dapat menjadi wahana yang tepat bagi :
a. Perusahaan asuransi kesehatan untuk menginformasikan produknya secara benar
b. Perusahaan farmasi untuk menginformasikan produknya secara benar
c. Laboratorium medis untuk menginformasikan produknya secara benar
d. Para dokter dan klinik untuk menginformasikan keahliannya.

Selanjutnya saya menunggu masukan yang lain dari yang berminat kepada topik ini.


Cheers,


Tita Gayatri

Read more...

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP