powered by Google

Couchsurfing, dunia datang ke tempat kita

Tuesday, June 15, 2010

Jika Anda membutuhkan tempat tinggal untuk bepergian ke luar negeri,
mungkin pengalaman berikut bisa membantu.
Penuturan ini didapat dari milis IA-ITB.

Berikut ini pengalaman dari Irendra Radjawali memakai situs jejaring sosial CouchSurfing untuk saling memberi tumpangan menginap.


Selamat menikmati :-)


----- Original Message -----
From: Irendra R
To: IA-ITB@yahoogroups.com
Sent: Monday, June 14, 2010 3:18 PM
Subject: [IA-ITB] Couchsurfing -Dunia datang ke tempat kita-"Second Track Diplomation"



Rekan-rekan yang baik,

Sedikit cerita tentang couchsurfing. Kali ini tentang sebuah situs jejaring
sosial (seperti facebook) yang bernama "CouchSurfing" (CS)
(www.couchsurfing.org). Secara etimologis, kata ini bisa kita artikulasikan
sebagai berselancar di sofa ;), apa maksudnya? Sederhana, jika kita memiliki
"sofa", atau tempat tidur ekstra, maka kita memperbolehkan "orang" atau "tamu"
kita untuk singgah dan bermalam di tempat kita, tanpa harus membayar! Tentunya
kita bisa melihat "profile" calon kita tersebut terlebih dahulu di "situs" itu
dan juga menimbang-nimbang apakah kita mau menerima mereka, dengan melihat
"rekomendasi-rekomendasi" dari jaringan mereka sebelumnya.

Ada paling tidak tiga hal yang buat saya menarik untuk bergabung dengan CS :

Dunia Datang ke Tempat Kita

Setelah hampir satu tahun di dalam CS (yang sangat berbeda watak dengan
facebook), saya telah menerima tamu hampir dari seluruh benua yang ada di dunia
ini, dengan segala cerita serta sifat dan semangat yang mereka bawa. Indah
sekali! Karena kebanyakan dari mereka adalah para pelancong yang tidak hanya
menjadi "turis" di tempat-tempat yang mereka kunjungi atau mereka hidup, tetapi
juga pekerja komunitas, berinteraksi dengan komunitas. Sehingga saya mendapatkan
cerita hidup yang sangat menarik. Salah satu tamu dari Perancis merupakan salah
satu jurnalis perang, yang sekarang menjadi pekerja sosial dengan mengumpulkan
uang untuk membangun sekolah-sekolah di Afrika. Salah satu tamu dari Estonia,
merupakan "engineer" mekanik dan bahkan saat ini saya dan dia sedang
mengembangkan riset-riset teknologi tepat guna untuk energi terbarukan yang bisa
diterapkan di pulau-pulau di Indonesia, saya coba hubungkan dia dengan adik-adik
di ITB (tim Shell Eco Marathon yang kebetulan juga mengembangkan turbin air).
Sangat menarik. Juga beberapa inspirasi untuk buku yang sedang saya tulis
tentang "Climate Change" datang dari tamu-tamu ini karena kemudian saya
benturkan apa yang saya kerjakan dan alami di tanah air dengan apa yang mereka
kerjakan juga alami di wilayah mereka.

Juga menarik karena di tempat saya banyak sekali pernak-pernik lucu, lagu-lagu,
serta foto-foto dari berbagai sudut dunia sebagai souvenir dari mereka.

Buat kita di Indonesia, menurut hemat saya, jika kita memiliki anak-anak di
umur-umur SD sampai SMA, atau bahkan universitas, maka CS merupakan salah satu
cara yang murah tapi juga positif untuk memperkenalkan dan mengekspose mereka
pada dunia, praktek langsung bahasa Inggris, atau bahasa lainnya, dan membangun
rasa bahwa spesies manusia adalah satu, dan bagaimana kemudian kita membangun
"percaya" dan berbagi "semangat hidup" di antara kita.

Melancong dengan murah dan memahami masyarakat

Ya, melancong dengan murah! Kalau ada anak-anak, putra-putri atau
saudara-saudara yang ingin melancong ke manapun, maka CS merupakan pilihan yang
menarik untuk melancong dengan murah, sekaligus hidup dengan masyarakat. (Tidak
menjadi turis saja ;)). Saya kira, melancong yang baik adalah tidak hanya
mengunjungi tempat, tetapi juga memahami tempat dan masyarakatnya, sehingga
pengalaman tersebut menjadi pengalaman yang lengkap dan tidak superfisial saja.
CS menawarkan hal tersebut (tentu saja hotel juga merupakan pilihan lain).

Ketika COP15 berlangsung di Copenhagen, Desember 2009 lalu, saya memutuskan
untuk tidak tinggal di hotel (walaupun mendapat fasilitas karena harus presentasi), saya putuskan tinggal di salah satu CS. Juga pengalaman
yang menarik karena "tuan rumah" saya adalah seorang anak muda, wartawan, yang
cerdas dan banyak sekali pengalamannya sehingga kemudian, kita saling bertukar
cerita baik tentang wacana perubahan iklim itu sendiri maupun tentang bagaimana
pola hidup masyarakat Denmark, bagaimana budaya mereka, dsb.

Second Track Diplomation

Terakhir, CS bagi saya juga merupakan "second track diplomation" bagaimana
kemudian kita membangun pemahaman tentang Indonesia dan segala dinamikanya
kepada tamu-tamu kita (atau juga "tuan rumah" kita). Sangat menarik karena
kemudian kita dituntut untuk mengerti tentang bangsa kita sendiri, apalagi
dengan keanekaragaman yang begitu besar, dan kita dituntut untuk bisa berbagi
cerita dengan "bobot" yang tentunya berimbang. Sangat menarik. Beberapa tamu CS
menjadi tertarik mengunjungi dan memahami lebih lanjut tentang Indonesia (dengan
segala keanekaragamannya) setelah berinteraksi dengan saya dan saya tunjukkan
beberapa kenakeragaman budaya Indonesia seperti lagu, tarian, sastra, masyarakat
dsb.

Begitulah, semoga tulisan ini tidak terlalu membosankan di seranai surat IA-ITB. Saya kira CS merupakan salah satu alternatif yang baik buat generasi
mendatang bangsa ini untuk mau berbagi, untuk berani menempatkan dirinya sejajar
dengan bangsa lain, dan yang lebih penting, untuk lebih mencintai bangsa dan
masyarakatnya yang merupakan salah satu kekuatan penting untuk mengisi
perjalanan bangsa ini di dunia yang semakin turbulen.

Jabat erat,
Radjawali

0 comments:

Post a Comment

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP